Thursday, 7 December 2017

Firdausi



Firdausi.
Gema gempita lantunan sangkakala itu,
Menyentak abuk jasad tubuh kaku ku,
Yang berzaman dimamah waktu,
Laksana keringnya salju mengalir lesu,
Membasahi noda-noda kehidupanku,
Yang telah lalu dan membeku,
Menyemarakkan hawa gelisah dibenakku.....
Lemas, berpijar dan membara,
Ku lihat mu dan kau lihat aku,
Sama-sama terkejang,
Sama-sama terlanjang,
Tiada jalinan cinta berahi yang terasa,
Hanya sendu, gundah gulana dan air mata,
Yang merajai hati yang telah lama sepi,
Tatkala tidur di alam mimpi,
Yang panjang dan penuh misteri....
Ku dongakkan dagu mengadah ke seberang,
Ada sinar dari kekasihku yang amatku rindukan,
Tersenyum mengukir satu harapan,
Menyemai sejuta satu pengertian,
Pada diriku yang amat memerlukan,
Cinta dan kasih darimu yang ku dambakan,
Sesungguhnya dahulu bibir dan hatiku,
Sentiasa menyebut-nyebut namamu yang indah itu,
Kerana namamu dan namaku bersatu....
Ku tadah jari-jemariku,
Menyambut sutra cinta saktiMu,
Sesungguhnya aku,
Begitu terpana dan terpegun,
Pada kebesaran dan keagungan,
Pada kehebatan dan kemegahan,
DiriMu yang tidak dapatku gambarkan,
Melalui segenap pelosok pancainderaku,
Namun cukuplah azimat yang Kau titipkan,
Melalui kekasihMu pembawa kerahmatan,
Pada segenap hati yang telah mati,
Sebagai pedoman dimasa kini,
Sebagai bukti yang hakiki....
Ku harapkan belas wahai kekasihku,
Ku harapkan ihsan wahai penciptaku,
Kurniakanlah daku sinar bahagia,
Pada haruman semerbak kasturi,
Pada kelembutan si bidadari melayani,
Pada kesetiaan si isteri menemani,
Pada kemewahan si mahligai melindungi,
Pada kenikmatan syurga firdausi...
Luahan rasa,
Sang belantara rimba

No comments:

Post a Comment