Larut malam
itu,
Dicelah-celah
remang sirna biru,
Menerpa di
cermin tempayan kaku,
Pungguk
mendayu merindu purnama,
Bagaikan
uda mendambakan kasih si dara,
Ada embun
menitis lesu,
Dari dedaun
durian tua,
Suci, murni,
tulus dan sejati,
Merenung
daku ke luar jendela,
Ada mega
berarak lembut,
Seiring sejalan
pawana sepoi-sepoi bahasa...
Ku usap ku
dakap potret lama,
Tersimpan
kukuh terkunci di hatiku,
Ku hafal
setiap garis dan lekuk,
Pada ukiran
serasa baldu diwajahnya,
Tersenyum ayu
merenung mataku,
Menatapku
merentap kalbuku,
Ada sinar
kasihnya waktu itu...
Kini yang
tinggal hanyalah lara,
Sepi dan
sunyi tanpa berita,
Sedih dan
pilu tanpa cerita,
Sendiri dan
sayu tanpa derita...
Mendongak
ke langit menadah tangan,
Ku mohon
keredhaan Tuhan,
Agar dilembutkan hatinya,
Ampunkan dosa sesama insan...
Nukian Rasa,
Sang Sangkakala Rimba
Sang Sangkakala Rimba
No comments:
Post a Comment