Friday 4 December 2015

Duka Lara


Larut malam itu,
Dicelah-celah remang sirna biru,
Menerpa di cermin tempayan kaku,
Pungguk mendayu merindu purnama,
Bagaikan uda mendambakan kasih si dara,
Ada embun menitis lesu,
Dari dedaun durian tua,
Suci, murni, tulus dan sejati,
Merenung daku ke luar jendela,
Ada mega berarak lembut,
Seiring sejalan pawana sepoi-sepoi bahasa...

Ku usap ku dakap potret lama,
Tersimpan kukuh terkunci di hatiku,
Ku hafal setiap garis dan lekuk,
Pada ukiran serasa baldu diwajahnya,
Tersenyum ayu merenung mataku,
Menatapku merentap kalbuku,
Ada sinar kasihnya waktu itu...

Kini yang tinggal hanyalah lara,
Sepi dan sunyi tanpa berita,
Sedih dan pilu tanpa cerita,
Sendiri dan sayu tanpa derita...

Mendongak ke langit menadah tangan,
Ku mohon keredhaan Tuhan,
Agar dilembutkan hatinya,
Ampunkan dosa sesama insan...

Nukian Rasa,

Sang Sangkakala Rimba




No comments:

Post a Comment