Kembara Rimba
Ada bayu yang membelai,
Deruan kali membisikkan,
Kata-kata sejarah hitam,
Tatkala ku tersentak,
Pada irama mergastua,
Ada sinar dari rembulan,
Memantulkan cahaya,
Menyuluh sukma,
Kerdipan bintang di angkasa,
Bagaikan menghitung,
Langkahku menapak,
Dalam raba dan gelita….
Dalam payah ku mendongak,
Mengadah wajah ku menanti,
Akan sirna warna pelangi,
Ku biarkan rintik hujan,
Membasahi tubuh,
Agar dapatku terus,
Menikmati dinginnya,
Kabus salju ini….
Ku temukan kelip-kelip,
Ku turuti jejaknya,
Membawaku ke hujung sana,
Ada perasaan hangat ku rasakan,
Membalut tubuhku,
Yang dah lama kesejukkan,
Ku mahukan api mentari,
Bebaskan rantai,
Yang membelenggu,
Jasad kaku,
Alpa ini….
Perjalanan ini masih jauh,
Dalam kembara mencarimu,
Ada api dalam sekam,
Yang perlu ku padam,
Agar tidak melarat,
Selagi ada kudrat,
Dan iradat darimu….
Nukilan Rasa,
Sang Sangkakala Rimba
P/S: setiap pemuisi ada gaya masing-masing.Dalam puisi yang kebanyakkan aku tulis selalunya ada ceritanya...dalam cerita itu ada maksudnya...dan dalam maksud itu ada maknanya yang tersendiri...jadi pembaca perlu menafsir sehingga 3 layer....sebab tu aku tak pernah kisah ramai yang cakap tak paham apa benda yang aku tulis...selalunya layer pertama dan kedua pemahaman boleh dikatakan sekata atau sama...cuma layer yang ketiga tu masing-masing akan mentafsir berdasarkan pengalaman hidup atau cerita sendiri secara personal...kerana aku suka meletakkan ayat-ayat yang samar-samar sehingga puisi aku terlihat seperti lukisan abstrak...
No comments:
Post a Comment